PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
A.
Pengertian
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian merupakan tindakan yang
dilakukan untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah dengan menggunakan metode
ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang sistematis dan obyektif untuk
mendapatkan pengetahuan atau pemecahan masalah. Jadi penelitian itu diawali
dari sebuah masalah yang akan diselesaikan.
Penelitian tindakan kelas merupakan hasil dari
perkembangan dari peneltian tindakan (action
research). Penelitian tindakan adalah penelitian yang
diprakarsai untuk memecahkan masalah langsung atau pemecahan proses reflektif
masalah progresif yang dipimpin oleh individu dengan bantuan orang lain dalam
tim atau sebagai bagian dari suatu "komunitas praktek" untuk
memperbaiki cara mereka mengatasi masalah dan memecahkan masalah. Ini
kadang-kadang disebut riset aksi partisipatif. Penelitian tindakan melibatkan
proses aktif berpartisipasi dalam situasi perubahan organisasi selama melakukan
penelitian. Penelitian tindakan juga dapat dilakukan oleh organisasi yang lebih
besar atau lembaga, dibantu atau dipandu oleh peneliti profesional, dengan
tujuan untuk meningkatkan praktik strategi dan pengetahuan tentang lingkungan
di mana mereka berlatih.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
penelitian yang diprakarsai untuk memecahkan masalah dalam proses belajar
mengajar di kelas secara langsung. Dengan kata lain, PTK dibuat dengan tujuan
untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Dalam penyusunan PTK syarat yang harus dilakukan adalah:
1. Harus
tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Menuntut dilakukannya
pencermatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis. Hasil pencermatan
ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil
segera oleh peneliti.
3. Dilakukan
sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
4. Terjadi
secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak
mengubah jadwal yang berlaku.
5. Harus
betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan dibandingkan dengan
rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
6. Harus
benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan,
yaitu siswa yang sedang belajar.
Pengertian PTK tersebut dikutip
langsung dari tulisan Hendra Mashuri.
B.
Tujuan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Memperbaiki
dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
3. Mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran
bermutu.
4. Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan
membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
5. Mengeksplorasi
dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya,
pendekatan, metode, strategi dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6. Mencobakan
gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
7. Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran
dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
kesan umum atau asumsi.
8. Memecahkan
masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Isaac,
1994:27).
9. Menemukan
pemecahan masalah yang dihadapi sesorang dalam tugasnya sehari-hari dimana pun
tempatnya, di kelas, di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya.
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum dari penelitian tindakan
kelas adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran di kelas sehinggah tercipta perbaikan dan peningkatan mutu dan
kualitas pembelajaran.
Dengan
terlaksananya tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut,
maka dapat diharapkan dapat menghasilkan perbaikan dan peningkatan mutu proses
dan hasil pembelajaran, sebagai berikut :
1. Perbaikan
dan peningkatan mutu isi, proses, hasil pembelajaran.
2. Perbaikan
dan peningkatan terhadap prestasi belajar peserta didik di kelas atau ruang
kuliah.
3. Perbaikan
dan peningkatan terhadap materi, metode, dan penggunaan media pembelajara di
kelas.
Mengacu pada
tujuan Penelitian Tindakan Kelas diatas maka Output atau hasil yang diharapkan melalui
PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar,
dan sumber belajar lainya.
4. Peningkatan
atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk
mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5. Peningkatan
atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
Tujuan PTK
diatas merupakan kutipan langsung dari tulisan Zulfaidah Indriana.
C.
Sasaran
dari PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Objek PTK harus merupakan sesuatu
yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa
gerak. Berikut unsur-unsur yang dapat dijadikan sasaran/objek PTK yang kami
kutip langsung dari tulisan Indien :
1.
Siswa
2.
Guru
3.
materi pelajaran
4.
peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan,
baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan
oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan di
laboratorium
5.
hasil pembelajaran
6.
lingkungan
7.
pengelolaan, hal yang termasuk dalam kegiatan
pengelolaan misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika guru memberikan
tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan
tulis, penataan peralatan milik siswa, dan lain-lain.
Arikunto (2006), Madya (2007), dan
Aqib (2007) menyebutkan objek dari penelitian tindakan kelas, sebagai
berikut:
No
|
Unsur
|
Sasaran
|
Contoh permasalahan yang dapat
diangkat menjadi judul penelitian
|
1
|
Siswa
|
1.
Ketika ia sedang asyik mengikuti proses pembelajaran
di kelas, di lapangan, di laboratorium, di bengkel, dan lain-lain.
2.
Ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di
malam hari.
3.
Ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar
kelas.
|
1.
Perilaku kedisiplinan.
2.
semangat siswa ketika mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler.
3.
keseriusan siswa ketika mengerjakan tugas.
4.
ketelitian siswa dalam mengelola sarana belajarnya.
5.
kebiasaan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas
6.
ketepatan siswa untuk hadir di sekolah, dan
sebagainya.
|
2
|
Guru
|
1.
Sedang mengajar dikelas.
2.
Sedang membimbing siswa yang sedang berdarmawisata.
3.
Sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
|
1.
Mengajar dengan metode bervariasi.
2.
menerapkan metode diskusi terarah.
3.
mengajar dengan mengelompokkan siswa, dan
sebagainya.
|
3
|
Materi
Pelajaran
|
Ketika
sedang mengajar, Bahan yang ditugaskan kepada siswa, dan sebagainya
|
1.
Urutan materi ketika disajikan kepada siswa,
meliputi urutan atau pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau
pengaturannya.
2.
Tindakan lain misalnya menambah sumber-sumber bahan
untuk meningkatkan penguasaan pokok bahasan dan pelajaran tambahan oleh guru
sendiri atau ditugaskan kepada siswa, pokok bahasan yang dilakukan oleh guru
sendiri atau menugaskan kepada siswa, dsb.
3.
Mencoba memberikan materi misalnya untuk muatan
lokal dapat juga di-masukkan dalam kategori judul penelitian tindakan kelas.
4.
Materi lain dalam kegiatan ekstra kurikuler, atau
pelajaran tambahan di sore hari, di hari libur, atau sebagai materi pengayaan
bagi siswa yang sudah dapat meneyelesaikan materi pokok lebih cepat
dibandingkan siswa lain.
|
4
|
Peralatan
atau sarana pendidikan
|
Ketika
guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang
dapat diamati:
a. Guru
b. Siswa
c. Keduanya
|
Penyediaan
dan pengaturan peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perorangan,
peralatan yang disediakan oleh sekolah, peralatan yang disediakan dan
digunakan di kelas. Misalnya: Penerbitan sarana yang dimiliki oleh
siswa,penghematan dalam menggunakan sarana, perpustakaan, laboratorium,
workshop, dan sebagainya.
|
5
|
Hasil
Pembelajaran
|
Ditinjau
dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui
pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian.
Oleh
karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, hal ini pasti
terkait dengan tindakan unsur
lain.
|
Proses
pembelajaran, peralatan
atau
sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri
|
6
|
Lingkungan
|
Lingkungan
siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa di rumahnya. Dalam
penelitian tindakan, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah
mengubah kondisi menjadi lebih kondusif.
|
Mengubah
situasi ruang kelas; Penataan sekolah; Penataan lingkungan yang terkait
dengan 6K, hal ini sebaiknya dilakukan dengan melibatkan siswa.
|
7
|
Pengelolaan
|
Yang
jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa
dalam bentuk kegiatan.
|
Yang
digolongkan kegiatan pengelolaan misalnya:
a. Cara
mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas,
b. Pengaturan
urutan jadwal,
c. Pengaturan
tempat duduk siswa.
d. Penempatan papan
tulis.
e. Penataan
peralatan milik siswa.
|
D.
Ciri-Ciri
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik
sebagi berikut:
1.
Fokus Peneliti Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan
kelas adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting
pendidikan. Dengan demikian, para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu
praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat
merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika
yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan. Ini bias
merupakan suatu kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat,
sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat
kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil
dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk
penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan.
2.
Pendidik- Peneliti Memiliki Kegiatan Praktis
Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian
partisipatori atau penelitian self
reflektif di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka
pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri.
Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa
yang telah mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat
mereka lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam
refleksi ini para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda-beda pada
problema mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian
telah disebut “suatu self refleksi
spiral”
3.
Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti
teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang
berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari
hasil PTK. Kolaborasi dalam pelaksanaanya, seperti antara guru dengan rekan
sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn
pengawas.
4.
Suatu Proses yang Dinamis
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi
pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide penting
ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju mundur diantara refleksi
atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based, misalnya bisa mencoba
beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik
bagi sekolah menengah atas untuk memulai. Merefleksikan,mengumpulkan
data,mencoba suatu solusi,dan spiral kembali pada refleksi adalah merupakan
bentuk kehiatan dari semua bagian dalam proses PTK. Proses tersebut tidak
mengikuti suatu pola linier atau suatu urutan kausal dari problematika ke
tindakan.
5.
Suatu rencana Tindakan
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu rencana tindakan. Pada
bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian tersebut,peneliti PTK
merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon terhadap problema. Perencanaan
ini mungkin penting karena penyajian data terhadap penyandang dana,membangun
suatu program sebagai pilot proyek atau sebagai perintis, menyediakan beberapa
program yang sifatnya berkompetensi, atau mengimplementasikan suatu agenda
penelitian yang sedang berjalan untuk menyelidiki praktik kegiatan yang baru.
Ini bias merupakan suatu perencanaan tertulis, formal atau diskusi-diskusi
informal tentang bagaimana menjalankan, dan ini mungkin melibatkan beberapa
orang individu atau melibatkan seluruh komunitas.
6.
Penelitian Bersama
Tidak seperti penelitian tradisional bahwa para investigator melaporkan dan
diplubikasikan dalam juranl dan buku-buku para peneliti PTK melaporakn hasil
kegiatan penelitian mereka kepada para pendidi, yang selanjutnya segera dapat
menggunakan hasilnya.
Karakteristik PTK berbeda secara konseptual dan fundamental di mana PTK tak
lain adalah sebagai berikut:
1.
An inquiri
of practice from within, berarti kegiatan PTK didasarkan pada masalah
keseharian yang dirasakan, dan dihayatai dalam melaksanakan pembelajaran yang
selalu muncul, sekalipun siswa/mahasiswa yang dihadapi berlainan pada setiap
semesternya.
2.
A collaborative
effort and participative, mengisyaratkan bahwa tindakan dan upaya perbaikan
itu dilakukan bersama-sama siswa/mahasiswa secara kolaboratif dan partisipatif.
3.
A reflektif
practice made public, yang menghendaki agar keseluruhan proses
implementasi tindakan guru-dosen maupun tindakan siswa-mahasiswa dipantau
dengan mempergunakan metode dan alat yang dapat dipetanggungjawabkan secara
ilmiah. Dengan demikian laporan PTK akan dapat memenuhi kaidah metodologi
ilmiah dan kesimpulan atau temuan yang berupa model atau prosedur upaya
perbaikan,peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik dan dapat
disebarluaskan.
Adapun dalam buku
karangan prof. Dr. hamzah B. Uno, M.pd. nina lamatenggo, S.E., M.pd. Dra.
Satria M.A. koni, M.pd. berjudul menjadi peneliti PTK yang
profesional karakteristik PTK ada yang membedakannya dengan jenis
penelitian lain dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai berikut yang dikutip dari
tulisan Lintang:
1. Masalah
dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
Dengan kata lain, guru merasa bahwa
ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukan
selama ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari dalam diri guru sendiri (an incuiri of practice from within),
bukan oleh orang dari luar. Tegasnya kepedulian guru terhadap kualitaas
pembelajaran yang dikelolanya merupakan awal dari munculnya masalah
yang perlu dicari jawabannya. Hal ini berbeda dengan penelitian biasa, yang
secara umum adanya masalah ditandai oleh penelitian yang biasanya berasal dari
luar lingkungan yang mempunyai masalah tersebut.
2.
Self-reflective inquiry atau penelitian melalui
refleksi diri.
Merupakan ciri PTK yang paling
esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan
atau obyek atau tempat lain seperti responden. Maka PTK mensyaratkan guru
mengumpulkan data dari praktiknya sendiri dari melalui refleksi diri. Ini
berarti guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas,
apa dampak tindakan tersebut bagi siswa? Dari hasil tersebut guru mencoba
menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya, dan mencoba
memperbaiki kelemahan dan mengulang penyempurnaan tindakan-tindakan yang
dianggap sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumplkan dari praktik
sendiri, bukan dari sumber data yang lain. Pengumpulan data adalah guru yang
terlibat dalam praktik sehingga didalam hal ini guru mempunyai fungsi ganda.
Yaitu sebagai guru dan sebagia peneliti. Metodologi yang digunakan agak
longgar, namun dapat disimpulkan secara sistematik , sesuai dengan
kaidah-kaidah penelitian dan rencana yang dibuat.
3.
Peneliti tindakan kelas dapat dilakukan didalam kelas
sehingga fokus penelitian itu adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru
dan siswa dalam melakukan interaksi belajar mengajar.
4.
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki
pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap
dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu dalam
penelitian PTK dikenal adanya siklus penelitian berupa pola: perencanaan- pelaksanaan-
observasi- revisi (perencanaan ulang). Hal ini tentu berbeda dengan penelitian
biasa yang biasanya tidak diserta dengan perlakuan berupa siklus. Kunci utama
PTK adalah adanya tindakan yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai
perbaikan yang diinginkan.
Siklus
dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian
tidakan kelas merupakan proses pengkajian melalui siklus dari berbagai kegiatan
pemblajaran. Prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 tahapan yaitu planning, action, observation, dan reflection. Penjelasan keempat tahapan
tersebut kami kutip langsung dari tulisan Deka Muliya, S.Pd dan Fatih Satiya.
1. Planning
(Rencana)
Rencana
merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum
melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah
untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih
efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus
berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun
kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.
Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi
masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam
bentuk hipotesis tindakan.
Pada
tahap perencanaan ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri
dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS),
menyusun tes hasil belajar Ulangan Harian (UH), Pekerjaan Rumah (PR), dan
membuat lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa.
2. Action
(Pelaksanaan Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah
disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan
perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan
tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang
bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga
diikuti dengan kegiatan observasi.
Pelaksanaan tindakan dilakukan pada
proses pembelajaran secara terstruktur sesuai dengan Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan
dilakukan terhadap aktivitas, interaksi dan kemajuan belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus
segera diperbaiki agar tindakan yang dilakukan mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Reflection
(Refleksi)
Kegiatan
refleksi yaitu mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
dari tindakan, kelemahan, dan kekurangan dari proses pembelajaran yang
dilakukan diperbaiki dengan rencana selanjutnya. Dengan demikian, penelitian
tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi
membutuhkan waktu untuk melakukannya.
Berikut gambaran siklus PTK :
Kesimpulan
Setiap
guru menginginkan anak didiknya menjadi lulusan yang berkualitas, untuk itu
guru harus mengerahkan upaya semaksimal mungkin. Dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) guru dapat mengetahui letak kesulitan belajar peserta
didiknya dan guru dapat mencari solusi dari permasalahan yang dialami anak
didiknya. Untuk mencapai semua hal itu guru harus memerhatikan bagaimana
pengertian PTK yang sebenarnya, tujuannya, manfaatnya, begitu pula untuk
siklus-siklusnya. Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat baik untuk guru
maupun siswa, dengan penelitian guru dapat meningkatkan kualitasnya dalam
mengajar dan siswa dapat belajar dengan baik sehingga pembelajaran menjadi
bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar