BIMBINGAN
DAN KONSELING
A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan
dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu
mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan
kegiatan konseling. Para ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau
jantung, hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan bahwa konseling
merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah
bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai
dengan pandangan di atas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan
konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja.
1.
Pengertian Bimbingan
Para ahli berusaha merumuskan
pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut,
mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk
lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah
bimbingan.
Menurut Rochman Natawidjaja
sebagaimana dikutip oleh Soetjopto, bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti.
Selanjutnya Bimo Walgito menyarikan
beberapa rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan
rumusan sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan
yang dikemukakan oleh para ahli itu dapat dikemukakan bahwa bimbingan
merupakan:
a. Suatu proses yang berkesinambungan
b. Suatu proses membantu individu
c. Bantuan yang diberikan itu
dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan
dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya
d. Kegiatan yang bertujuan utama
memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu
menyesuaikan dengan lingkungannya.
Untuk melaksanakan bimbingan
tersebut diperlukan petugas yang telah memiliki keahlian dan pengalaman khusus
dalam bidang bimbingan dan konseling.
2.
Pengertian konseling
Konseling adalah hubungan pribadi
yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan
situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert,
dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11)
menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual
atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang
dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Sedangkan menurut Bimo Walgito
(1982) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu
dalam memecahkan masalah kehidupan dengan wawancara, dengan cara-cara yang
sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Pada umumnya dilaksanakan secara
individual.
2. Pada umumnya dilakukan dalam suatu
perjumpaan tatap muka.
3. Untuk pelaksanaan konseling
dibutuhkan seorang ahli.
4. Tujuan pembicaraan dalam proses
konseling diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5. Individu yang menerima layanan
(klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuan sendiri.
Sumber : Prof.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis, M.Sc. 2009. Profesi
Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar